Berita

Bak Penangkap Mata Air PAMSIMAS Desa Anese Diduga Tidak Sesuai Gambar

π™π™§π™–π™žπ™–π™£π™‰π™šπ™¬π™¨.π™žπ™™, π™Žπ™ͺπ™‘π™–π™¬π™šπ™¨π™ž π™π™šπ™£π™œπ™œπ™–π™§π™– – Program PAMSIMAS merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah pusat dan daerah dengan dukungan bank dunia, untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Pamsimas merupakan aset masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS). Selasa, 12 November 2024

Desa Anese, Kecamatan Andoolo barat adalah salah satu desa yang mendapatkan program PAMSIMAS dengan nilai kontrak 400 juta Ta 2024, program yang diharapkan masyarakat dapat berlangsung secara cepat dan tepat kini berbanding terbalik, pasalnya kegiatan yang seharusnya dapat selesai di bulan Oktober tersebut, kini belum selesai juga hingga  bulan November,  masyarakat Desa Anese bertanya-tanya ada apa dengan pengelolaan keuangan program Pamsimas sehingga belum selesai, padahal kontrak telah usai di bulan Oktober.

Dari pantauan π™π™‰π™šπ™¬π™¨ menurut laporan masyarakat, terdapat kejanggalan di beberapa bangunan, di antaranya bangunan penangkap mata air, pasalnya menurut informasi dari salah satu masyarakat bahwasanya bangunan penangkap mata air tersebut di duga di kerjakan tidak sesuai gambar.

“Pekerjaan penangkap mata air itu di kerjakan tak sesuai gambar pak, dan dalam pekerjaan tersebut tak ada pemberdayaan masyarakat di dalamnya, kenapa saya katakan demikian soalnya dikerjakan sendiri oleh ketua pak, dan bukan itu saja, masih banyak lagi pekerjaan yang dikerjakan oleh ketua langsung,” ungkap salah seorang masyarakat desa Anese yang enggan disebutkan namanya.

Menurut M Nurlan Ronga, selaku Wakil Ketua I DPD Jurnalis Media Indonesia Sultra ( JMI ) yang juga merupakan warga desa anese mengatakan, bahwa apa yang disampaikan masyarakat benar terbukti.

“Banyak keanehan dalam kegiatan Pamsimas ini, saya telah banyak mendengar keluhan keluarga, mulai dari bangunan bak penampungan air yang dikerjakan sendiri oleh ketua pengelola, hingga keluhan dari salah satu pekerja yang  di potong hak nya yang di duga dilakukan oleh oknum ketua dengan mengatasnamakan pendamping,” Kata Nurlan.
Lanjut katanya “bukan itu saja, dana BOP yang kurang lebih 5% yang seharusnya menjadi dana penunjang operasional pengelola kegiatan kini digunakan untuk membeli sebuah alkon penyedot air menggunakan dana BOP, dan setiap mesin penyedot air digunakan pasti ada dana yang digelontorkan untuk biaya sewa  penyedot air tersebut, persoalan bak penampungan air tersebut saya akan berkoordinasi dengan pihak instansi terkait agar kegiatan tersebut dapat diperiksa dan kalau perlu di bongkar saja, karena tidak sesuai gambar,” Pungkasnya

Menurut Pendamping Pamsimas saat dikonfirmasi Via WhatsApp menyampaikan,
“Pamsimas sudah masuk tahap penyelesaian, terkait kontrak sudah ada addendum perpanjangan waktu sampai dengan bulan ini, terkait hal ini sebenarnya kami pendamping mengembalikan kepada pokmas dalam penentuan siapa-siapa yang mau kerja, dengan catatan harga yang ditawarkan tidak melebihi RAB dan yang melakukan pekerjaan merupakan masyarakat sekitar desa anese, dan setau saya mereka sudah bahas siapa-siapa saja yang akan kerja dan terlibat dalam proyek itu.
Kalau terkait kondisi gambar yang berubah dari gambar perencanaan, itu sudah sering kami diskusikan bersama tenaga kerjanya dan bisa dituangkan nantinya di gambar purna laksana atau as built drawing berdasarkan justifikasi. Pelaksanaan dilapangan secara fisik mungkin sedikit berbeda dari gambar rencana tapi secara kuantitas tidak ada volume kurang dari RAB,” Tutupnya.

π™π™‰π™šπ™¬π™¨ – π™†π™€π™£π™¨π™šπ™‘

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *