Banjir Nyaris Lumpuhkan Jalan Nasional, PEKA: Diduga Aktifitas Tambang Adalah Dalang Utama

𝙐𝙧𝙖𝙞𝙖𝙣𝙉𝙚𝙬𝙨.𝙞𝙙, 𝙎𝙪𝙡𝙖𝙬𝙚𝙨𝙞 𝙏𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙧𝙖 – Hujan deras yang melanda Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, sebabkan banjir yang nyaris memutus akses jalan nasional. Banjir melanda 3 desa, tepatnya di wilayah lingkar tambang, yakni Desa Hakatutobu , Desa Sopura dan Desa Oko-oko. Selasa, 11 Maret 2025. Pantauan 𝙐𝙉𝙚𝙬𝙨 di lokasi, banjir merendam 3 desa tersebut hingga ke jalan raya.

Diduga banjir terjadi bukan hanya karena faktor alam saja, melainkan diduga karena adanya deforestasi atau penggundulan hutan secara besar-besaran di wilayah tersebut. Aktivitas pertambangan yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu, dan tanpa adanya reklamasi, menjadi sebab utama terjadinya banjir. Warga mengungkap bahwa banjir di wilayah itu sudah terjadi berulang kali, hingga warga masyarakat mengharapkan perhatian pemerintah dalam melakukan mitigasi atau pencegahan terjadinya bencana.

Banjir yang melanda, menarik perhatian Pemerhati Kalangan Bawah (PEKA). Ketua PEKA, Kabupaten Kolaka, Mulyadi segera meninjau lokasi dan berbincang-bincang bersama warga.

“Sebagai bentuk komitmen untuk senantiasa memperhatikan masyarakat, kami akan senantiasa berupaya lakukan kontrol sosial di wilayah khususnya lingkar tambang. Kami meminta kepada Kepala Daerah terpilih, yakni Bupati Kabupaten Kolaka melalui dinas terkait agar segera ambil langkah nyata. Bila perlu, kementerian terkait segera lakukan koordinasi untuk meninjau kembali analisa dampak lingkungan (AMDAL) yang diberikan pada pemilik IUP di wilayah ini,” Mulyadi mengatakan pada media ini.
Warga terdampak banjir sangat kuatir, mereka berkata jika tahun-tahun akan datang mungkin lebih parah.

“Kami sangat kuatir apalagi di musim penghujan ini. Jika pihak pemerintah tidak memberikan perhatian serius, maka bisa saja bencana besar dapat terjadi di desa kami. Kami berharap agar pemerintah pusat mengevaluasi seluruh aktivitas pertambangan nikel yang ada di kabupaten Kolaka. Apalagi smelter akan dibangun di wilayah kami. Kami berharap agar pemerintah segera lakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya bencana serupa yang menyebabkan kerugian dan korban dari pihak masyarakat,” Kata salah seorang warga.
Menurut warga masyarakat sekitar, pihaknya selalu mendukung berjalannya program hilirisasi untuk tercapainya Indonesia Maju di tahun 2045. Namun aspek lingkungan dan masyarakat harus selalu diutamakan. Hilirisasi bagi warga, jangan hanya menguntungkan pemilik modal, atau kelompok orang tertentu saja, dan malah memberikan kerugian kepada lingkungan serta masyarakat sekitar.
𝙐𝙉𝙚𝙬𝙨 – 𝙆𝙤𝙡𝙖𝙠𝙖
𝙍𝙚𝙥𝙤𝙧𝙩 – 𝘼𝙡𝙚𝙭𝙨𝙖𝙣𝙙𝙚𝙧