Opini

Dulu Membanggakan, Sekarang Memprihatinkan

π™π™§π™–π™žπ™–π™£π™‰π™šπ™¬π™¨.π™žπ™™, πŸ…ΎπŸ…ΏπŸ…ΈπŸ…½πŸ…Έ – Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Konawe (BLUD RS Konawe) yang dulu saat pertama kali diresmikan, sungguh membuat bibir tidak berhenti berdecak kagum. Tidak ada orang yang tidak memuji rumah sakit Konawe kala itu. “Seperti hotel berbintang” Kata warga yang pernah dirawat di rumah sakit konawe, atau sekedar berkunjung karena rasa penasaran.

Rabu, 29 Agustus 2018 saat itu, BLUD RS Konawe diresmikan dengan harapan kedepannya, RS Konawe tetap menjadi salah satu rumah sakit terbaik yang membanggakan. Dengan fasilitas yang cukup, peralatan kesehatan yang memadai, kebersihan yang terjaga, RS Konawe menjadi tempat tujuan rujukan bagi warga yang membutuhkan perawatan kesehatan dengan peralatan yang canggih dan moderen.

Namun sangat disayangkan, hampir 7 tahun usai diresmikan, dan beroperasi dengan segala fasilitas serta kemewahannya, kini RS BLUD Konawe jauh dari kata-kata pujian yang dahulu pernah disematkan padanya bahkan gambaran mewah, bersih dan indah nyaris hilang. Yang terlihat hanya indah dari luarnya saja.

Melihat bangunan RS BLUD Konawe yang indah nan megah dari depan, para pengunjung pasti akan kagum, namun jika mulai masuk ke dalam pada bagian-bagian ruangan, maka tampaklah bangunan tersebut seperti tidak terawat. Terlihat beberapa bagian gedung yang retak dan cat temboknya terkelupas seolah jauh dari penanganan perawatan. Lebih lagi jika masuk ke bagian-bagian ruangan perawatan khususnya kelas 2 dan 3, keadaannya sangat memprihatinkan. Banyak dari ruangan yang pelavonya tampak telah rusak parah, bahkan di beberapa ruangan perawatan pasien, AC tidak berfungsi sehingga menimbulkan bau pengap yang sangat tak sedap yang pasti mengganggu kenyamanan para pasien dan keluarga pasien. Belum lagi jika masuk ke kamar mandi, maka akan tampak pemandangan yang horor dan menjijikkan serta sensasi berada di toilet umum pasar ikan tanpa pengelola. Pelavon bocor, WC rusak, bau yang menyengat, seolah tempat itu tidak terlihat seperti toilet ruangan perawatan orang sakit. Kesan mewah yang dulu ada kini tinggal cerita.

Semua yang saya utarakan lewat tulisan ini bukan semata-mata mendengar kata orang ataupun cerita tanpa bukti. Saya sendiri, dengan mata kepala sendiri, melihat dan merasakan keadaan RS BLUD Konawe sekarang ini. Ketika masuk ke ruang perawatan pada Kamis, 27 Februari 2025 di malam hari untuk menerima perawatan, yang ada di benak saya kala itu, sanggupkah saya berada dalam ruangan tersebut semalam saja. Tanpa pikir panjang masih degan infus di tangan, saya menemui perawat untuk minta pindah ruangan. Bagaimana tidak, bau ruangan saat itu bercampur tidak karuan. Bau pesing dari kamar mandi, bau apek dan pengap, serta kondisi ruangan yang sangat panas disebabkan AC yang sudah lama tidak berfungsi.

Beberapa pasien yang terdaftar sebagai pasien BPJS mandiri, yang senasib dengan saya yang cuma mampu daftar di kelas 3, bergumam, “kitakan bayar juga tiap bulan, paling tidak dapat ruangan yang bisa tidur nyenyak, kan kita lagi sakit, harusnya bisa bernafas hirup udara yang sehat. Tidak perlu nyaman, asal sehat saja, kita kan lagi dirawat sebab sakit, ini kok hampir tidak mampu kita berada di sini,” Beberapa pasien dan keluarga pasien memilih diam sebab tidak berani protes.

Ada lagi pemandangan yang jauh dari kata bersih. Dalam ruangan perawatan, semua pengunjung bisa melihat keadaan secara langsung bagaimana tirai pemisah antar pasien terlihat sangat kotor yang saya duga tidak pernah tersentuh deterjen sejak pertama kali diresmikan. Manset alat tensi yang bau apek, dan bercak-bercak noda di dinding, rak penyimpanan, bahkan hampir di seluruh ruangan. Saya coba membersihkan dengan tisu basah, ternyata kotoran-kotoran itu bisa bersih, pikir Say kemungkinan tidak pernah saja ada yang melakukannya untuk membersihkan.

Masih banyak yang ingin saya utarakan sebagai masukan ataupun kritikan terkait RS BLUD Konawe dengan kondisi saat ini. Sebagai aktifis yang juga aktif dalam organisasi kemanusiaan dan jurnalistik, saya berharap ada perbaikan setelah pihak RS BLUD Konawe membaca tulisan ini. Jika tidak ada perubahan, maka saya pun tidak akan berhenti menyuarakan hal ini untuk pelayanan publik bisa lebih baik.

Akan tetapi dari semua itu, ada satu hal yang perlu saya sampaikan yang menurut saya hal ini masih bisa di bilang membanggakan, dan inilah yang masih terjaga hingga saat ini. Para dokter dan perawat di RS BLUD Konawe patut diberikan apresiasi. Sejak masuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD), para perawat dengan cekatan dan sigap segera menangani pasien yang datang. Hanya butuh beberapa menit untuk saya segera dipindahkan ke ruang perawatan. Mereka ramah, santun dan profesional, yah walau ada juga satu atau dua perawat yang agak ketus. Saya pernah menulis tentang tenaga kesehatan yang juga perlu dapat apresiasi dari presiden, tentu dengan menaikkan gaji atau tunjangan mereka, tidak hanya kepada guru saja tapi pada nakes juga. Saya sangat kagum dan tau bagaimana mereka berjuang siang malam dalam melayani masyarakat, baik di perkotaan atau di desa-desa, bahkan kadang harus mempertaruhkan nyawa.
Terlepas dari semua itu, sebagai kontrol sosial di tengah masyarakat, saya perlu menyampaikan hal ini. Saya berharap pihak terkait memperhatikan masalah ini dan segera melakukan pembenahan. Menurut saya, ini hanya masalah menejemen secara keseluruhan.

Melihat kondisi RS BLUD Konawe saat ini, saya dan banyak masyarakat tentu bertanya, apakah anggaran perawatan dan pemeliharaan di RS BLUD Konawe tidak ada?, Jika ada mengapa bagian-bagian gedung yang rusak tidak diperbaiki, mengapa kloset yang rusak, pelavon yang bocor, ac yang tidak berfungsi, tirai yang kotor, manset alat tensi, tidak dibersihkan atau mengganti yang rusak dengan yang baru. Kondisi ini sudah menahun dan tanpa ada tindakan yang signifikan dari pengelola ataupun menejemen RS BLUD Konawe. Saya mengamati kondisi ini sejak 2 tahun terakhir dan terlihat semakin parah.

Ada satu hal lagi yang jadi pertanyaan saya saat dirawat di RS BLUD Konawe, kalau kebutuhan obat untuk pasien tidak tersedia di RS, mungkin karena stok habis, perawat akan mengarahkan pasien membeli sendiri obat yang dibutuhkan dengan biaya sendiri tanpa ada penggantian dari pihak RS, namun ketika saya coba bertanya kepada rekan-rekan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pernah mengalami, 90 persen dari mereka menjawab, bahwa dana akan dikembalikan oleh pihak RS sepanjang ada kwitansi pembelian obat di apotek. Hal ini memang masih menjadi tanda tanya juga bagi saya. Secara pribadi akan saya tanyakan langsung ke kantor BPJS.

Harapan kami warga masyarakat, agar RS BLUD Konawe kembali kepada masa sejak kekaguman dan pujian layak kembali disematkan di gedung indah nan megah tersebut. Bukan hanya bagus dari luar dan tampak indah, mewah dan megah, tetapi dari dalam pun sama baiknya. Sehingga masyarakat, yakni para pasien yang di rawat di RS BLUD Konawe kembali merasa nyaman dengan kenyamanan yang sesungguhnya, bukan karna pasrah terima keadaan lalu bergumam “ah biar mi mo di apa juga sudah begitu mi. Mana mungkin kita masyarakat biasa mau didengar,”

π™Šπ™‘π™šπ™: π™π™žπ™–π™£π™ͺ𝙨 π˜Όπ™§π™ͺπ™£π™œ

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *