Berita

Ratusan Petani di Konsel Keluhkan Langka dan Mahalnya Pupuk Untuk Bersawah

𝙐𝙧𝙖𝙞𝙖𝙣𝙉𝙚𝙬𝙨.𝙞𝙙, 𝙎𝙪𝙡𝙖𝙬𝙚𝙨𝙞 𝙏𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙧𝙖 – Naiknya harga beras menjadi angin segar bagi para petani padi di seluruh Tanah Air. Bagaimana tidak, selama beberapa tahun terakhir para petani padi mengaku terpaksa tetap menanam padi sebab merupakan salah satu kebutuhan pokok. Sekalipun bagi mereka bukan mendapat keuntungan malah terkadang merugi. Hal ini diungkapkan oleh para petani padi di Kecamatan Angata yang menjadikan tanaman padi sebagai produk pertanian andalan.

Naiknya harga beras belakangan ini membuat banyak pihak menjerit, apalagi bagi keluarga yang hidup dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Namun bagi para petani padi kenaikan harga beras adalah bagai pelipur lara ditengah duka, pasalnya selama beberapa tahun terakhir ketika menanam padi, harga jual hasil pertanian padi tidak sebanding dengan biaya operasional pertanian yang sangat besar terutama pupuk.

“Sudah sangat lama pupuk begitu sulit didapat dan mahal. Kami juga bingung kenapa pupuk menjadi sangat langka dan mahal. Adakah pihak yang sedang mengambil keuntungan dalam penyaluran pupuk untuk petani atau bagaimana. Ini bukan mahal saja tetapi langka. Kalau mahal kita usahakan beli, tapi kalau langka bagaimana kita mendapatkan. Kami sebagian petani dari Desa Sandarsih Jaya dan Lamoeri, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, memohon pihak terkait untuk memberikan perhatian terhadap kelangkaan pupuk ini,” Pungkas seorang petani dari Kecamatan Angata. Jumat, 8 Maret 2024

Mahalnya pupuk di berbagai daerah bukan tanpa alasan. Seperti dikutip dari Republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan penyebab masih langka dan tingginya harga pupuk di Tanah Air, menurutnya, hal tersebut dikarenakan masih belum bisa terpenuhinya kebutuhan pupuk nasional sebanyak 13 Juta ton. Sementara produksi dalam negeri hanya mencapai 3,5 Juta ton pupuk. Itupun sudah dibantu dengan inpor pupuk sebanyak 6,3 Juta ton. Jadi keseluruhan ketersediaan pupuk kita saat ini hanya 9,8 Juta ton, dengan kata lain kebutuhan pupuk nasional kita masih kurang 3,2 Juta ton.

Kelangkaan dan tingginya harga pupuk juga diperparah dengan perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, sebab kedua negara ini merupakan importir pupuk ke Indonesia.

𝙐𝙉𝙚𝙬𝙨 – 𝙆𝙤𝙣𝙨𝙚𝙡

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *